Allah gantikan kalung indah itu dengan tali dari api Jahannam untuk mengikat lehernya di neraka.

Dua orang diantaranya beriman kepada risalah Islam adalah Hamzah bin Abdul Muthalib dan al-Abbas bin Abdul Muthalib radhiallahu anhuma.

Hanya saja ada satu pamannya yang selalu menolong dan menjaganya, tidak menentang dakwahnya, namun ia tidak menerima agama Islam yang beliau bawa.

Dan paman rasulullah yang paling menentang dan memusuhi keponakannya bernama Abdul Uzza bin Abdul Muthalib, yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Lahab.

Sehingga kesan garang seorang penjahat begitu cocok dengan penampilannya.

Namun, sejarawan meriwayatkan bahwa Abu Lahab adalah sosok yang sangat putih kulitnya.

Seorang Quraisy. Paman dari manusia terbaik dan rasul yang paling utama, Muhammad.

Allah hinakan dia dengan mencatatnya sebagai seorang yang celaka.

Dan dibaca oleh manusia hingga hari kiamat dalam surat al-Masad.

Seorang budak, hitam, tidak pula tampan, dan jauh dari kedudukan serta kemapanan.

Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.

HR. Muslim no. 2564).

Lahab artinya api.

Karena Abdul Uzza ketika marah, rona wajahnya berubah menjadi merah layaknya api.

Namun karena kekafiran, Allah kekalkan nama Abu Lahab untuknya.

Sayang kecerdasan dan kepandaiannya tidak bermanfaat sama sekali di sisi Allah, karena tidak ia gunakan untuk merenungkan kebenaran syariat Islam yang lurus.

Sebelum menjadi rasul, Rasulullah menikahkan anaknya Ummu Kultsum dengan Utaibah dan Ruqayyah dengan Utbah.

Ketika surat Al-Masad turun, Abu Lahab mengultimatum kedua putranya, Kepalaku dari kepala kalian haram, sebelum kalian ceraikan anak-anak perempuan Muhammad, kata Abu Lahab.

Ia mengancam kedua putranya tidak akan bertemu dan berbicara kepada mereka sebelum menceraikan putri Rasulullah.

Saat di hadapannya kukatakan padanya, Wahai Muhammad, aku kufur dengan bintang apabila ia terbenam dan apabila ia dekat dan bertambah dekat lagi Lalu Utaibah meludahi wajah nabi kemudian menceraikan anak beliau, Ummu Kultsum.

Karena malu, keluarganya menggali lubang kemudian mendorong tubuh Abu Lahab dengan kayu panjang hingga masuk ke lubang itu.

Kemudian mereka lempari makamnya dengan batu hingga jasadnya tertimbun.

Tidak ada seorang pun yang mau membopong mayitnya, karena takut tertular penyakit.

Ia diabadikan dalam surat al-Masad sebagai wanita pembawa kayu bakar.

Ia taruh kayu dan tumbuhan berduri di jalan yang biasa dilewati Rasulullah di malam hari agar Nabi tersakiti.

Ia memiliki kalung mahal dari permata, Demi al-Lat dan al-Uzza, akan kuinfakkan kalung ini untuk memusuhi Muhammad, katanya.

Download Ummu Kultsum Ya Msaharni